1.
Perilaku Terpuji
·
Tawadhu: Rendah Hati
·
Taat:
menaati
·
Sabar
2.
Perilaku Terpuji
·
Kerja Keras:
Sikap kerja yang penuh dengan motivasi untuk mendapatkan yg
dicita-citakan
·
Ulet: Tidak mudah menyerah jika mengalami
kegagalan
·
Tekun: Bersungguh-sungguh dan terus menerus
bekerja meskipun mendapat kesulitan
·
Teliti: Berhati-hati dan tidak gegabah dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan
3.
Ciri perilaku Zuhud dan Tawakal
·
Zuhud:
ü
Pengabdian kepada Allah tidak terpengaruh harta
duniawi
ü
Lebih Mengutamakan Akhirat daripada dunia
ü Harta
dunia bukan sbg tujuan tapi sekedar sarana hidup
·
Tawakal:
ü
Tidak berkeluh kesah
ü
Menyerahkan dirinya atas semua keputusan kpd
Allah SWT
ü
Terus berikhtiar
4.
Adab Makan dan Minum
·
Sebelum:
ü
Mencuci Tangan
ü
Duduk dengan baik
ü
Berdoa sebelum makan dan minum
·
Saat makan:
ü
Jangan mencela makanan
ü
Jangan makan terburu-buru
ü
Makan dan minum menggunakan tangan kanan
ü
Menyantap makanan yang paling dekat
ü
Menghabiskan makanan
ü
Tidak langsung menghabiskan minuman dalam jumlah
tertentu Nabi memberi contoh : bahwa
apabila minum satu gelas, hendaklah dua atau tiga kali, mulailah dengan bacaan
basmalah dan akhiri dengan hamdalah
ü
Tidak menup-niup makanan
·
Setelah:
ü
Membersihkan tangan dan mulut sesudah makan
ü
Berdoa setelah makan dan minum
5.
Manfaat Perilaku Terpuji
·
Qanaah:
ü
Mendidik pola hidup sederhana
ü
Mendidik
perilaku yang ikhlas terhadap segala kejadian
ü
Meningkatkan keimanan, ketakwaan dan tawakkal
ü
Meningkatkan rasa syukur kepada Allah swt
·
Tasamuh:
ü
Menjaga kerukunan dan keharmonisan dalam
pergaulan antar sesama umat manusia
ü
Memperbanyak persaudaraan dan persahabatan
ü
Menunjukkan jiwa besar yang mau mengalah untuk
kepentingan bersama
6.
Contoh Perilaku Qanaah dan Tasamuh
·
Qanaah: Qana‟ah artinya
sikap merasa cukup atau menerima apa adanya terhadap segala usaha yang telah
dilaksanakannya.
·
Tasamuh: Pada saat bulan Ramadhan, warung makan
Bu Sumini menutup warungnya selama sebulan penuh. Karena warungnya berada di
sekitar masjid. Untuk menghormati umat Islam yang sedang menjalankan puasa, ia
kemudian bekerja di tempat lain
7.
Ciri Tasamuh:
8.
Cara menghindari ananiah, Ghadab, hasad, namimah
·
Ananiah:
ü
Sadar bahwa ananiah akan berbahaya untuk dirinya
sendiri dan orang lain.
ü
Ingat, bahwa ananiah adalah penyakit hati, tiada
seorang pun yang dapat menyembuhkan kecuali dirinya sendiri.
ü
Menyadari bahwa manusia mempunyai hak dan
martabat yang sama
·
Ghadab:
ü
Sadarilah bahwa ghadab menjadi sumber mara
bahaya
ü
Tanam dan tumbuh kembangkanlah sifat
sabar, karena orang yang sabar akan disayang Allah Swt.
ü
Berusaha untuk mengoreksi kekurangan dan
kesalahannya sendiri
ü
Melatih diri untuk dapat memiliki banyak
kesabaran.
·
Hasad:
ü
Menyadari bahwa keberuntungan masing-masing
orang tidak sama
ü
Mensyukuri atas nikmat yang diterimanya
meskipun tidak sama yang dimiliki orang lain
ü
Menyadari bahwa kalau diri kita dibenci orang lain
juga tidak merasa senang
·
Namimah:
ü
Selalu meneliti kebenaran informasi yang
didengarnya
ü
Menyadari bahwa diri kita juga tidak
suka apabila diadu domba dengan orang lain
9.
Akibat Dendam dan Munafik
·
Dendam:
·
Munafik
10.
SIkap untuk menghindari takabur:
11.
Sebab-sebab mandi wajib:
·
-Bersetubuh -keluar
mani -haid
- nifas -melahirkan -meninggal dunia.
- nifas -melahirkan -meninggal dunia.
12.
Rukun
Khutbah:
·
Membaca puji pujian kepada Allah SWT
·
Membaca Syahadat
·
Membaca Salawat atas Nabi Muhammad SAW
·
Berwasiat takwa keapada para jamaah
·
Membaca ayat Al Qur’an pada salah satu dari 2
khutbah
·
Berdoa bagi mukminin mukminat pada khutbah ke 2
13.
Menentukan sujud yang relevan
14.
Shalat sunnah yang dilakukan secara berjamaah
·
Shalat Iedul Fitri
·
Shalat iedul adha
·
Shalat kusuf dan khusuf
·
Shalat Istisqa
15.
Menentukan besarnya zakat fitrah
·
Ukuran jumlah yang dibayarkan zakat fithrah
sebanyak satu sha’ sama dengan 3,5 liter (2,5 kg) beras
16.
Tata Cara Menyembelih hewan kurban
·
Menajamkan alat penyembelihan.Menghadap qiblat
baik penyembelih maupun binatang yang akan di sembelih.
·
Digulingkan ke tulang rusuknya yang sebelah kiri
agar mudah dalam penyembelihan.
·
Menyembelih sebaiknya di pangkal leher, memotong
urat nadi dan tenggorokan agar segera mati.
·
Dilonggarkan semua tali ikatan supaya bebas
bergerak dan tidak ada unsur penyiksaan terhadap binatang yang akan di
sembelih.
·
Membaca basmalah, takbir dan shalawat
atas Nabi Muhammad SAW
17.
Syarat Wajib Puasa
·
Beragama islam dan beriman.
·
Sehat jasmani dan rohani.
·
Sudah akhil baligh.
·
Tidak berhalangan dalam syar’i.
18.
Waktu yang diharamkan untuk puasa
·
hari raya idul fitri (1syawal )
·
hari raya
idul adha / idul kurban ( 10 dzulhijah)
·
hari tasyrik (11-13 dzulhijah).
19.
Waktu Puasa Sunnah
·
puasa senin dan kamis
·
puasa syawal 6 hari
·
puasa qomariah
·
puasa ‘arofah
20.
Tata Cara menyembelih hewan
21.
Hewan yang dapat digunakan untuk berkurban
-Kambing -Unta
-Domba -Sapi/Kerbau
-Kambing -Unta
-Domba -Sapi/Kerbau
22.
Waktu pelaksanaan aqiqah: 7 hari sesudah kelahiran, apabila pada waktu tersebut, orang
tua si bayi belum mampu melaksanakannya, maka boleh dihari lain sebelum anak
tersebut baligh / dewasa.
23.
Amalan Haji:
·
Syarat Wajib Haji:
ü
Islam
ü
Akhil Baligh
ü
Berakal (Tidak Gila)
ü
Merdeka (bukan budak)
ü
Mampu
·
Rukun Haji:
ü
Ihram
ü
Wukuf di Padang Arafah
ü
Thawaf Ifadah
ü
Sai antara Shafa-Marwah
ü
Mencukur 3 helai rambut (Tahallul)
ü
Tertib
·
Wajib Haji:
ü
Memulai Ihram dari miqat
ü
Melempar jumroh
ü
Menginap atau mabit di Muzdalifah
ü
Menginap atau mabit di Mina
ü
Tawaf Wada
24.
Hikmah Umrah
·
Hikmah yang bersifat
pribadi, yaitu dapat membersihkan jiwa orang yang melaksanakannya, mempertebal
dan memperteguh keimanan
·
Hikmah
yang berkaitan dengan masyarakat
adalah mempertebal rasa persatuan dan menggalang kebersamaan diantara sesama
umat Islam. Ibadah haji mempertemukan jutaan umat Islam dari seluruh penjuru
dunia. Mereka datang dengan segala keberagaman untuk mengerjakan ibadah yang
sama di tempat yang sama. Hal ini akan menumbuhkan rasa solidaritas, senasib
dan sepenanggungan
25.
Melatar
belakangiterjadinya peristiwa pada masa Rasulullah
26.
Misi nabi Muhammad periode Mekkah
27.
Kegiatan wirausaha yang terjadu pada masa Nabi
di Madinah
28.
Peran aktif khalifah pada masa abbasiyah
29.
Proses masuknya islam di Nusantara (perdagangan,
social, atau pendidikan)
30.
Peran kerajaan islam
31.
Contoh tradisiyang bernuansa islam di Indonesia
32.
Contoh hukum mim mati:
·
Idghom
Mitsli (Idghom Mimi)
Artinya: apabila ada Mim sukun
bertemu dengan Mim
·
Ikhfa’
Syafawi
Artinya: apabila ada Mim sukun
bertemu dengan Ba’
·
Idzhar
Syafawi
·
Artinya:
apabila ada Mim sukun bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain Mim dan
Ba’
33.
Hukum
Mad:
·
Mad Ashli ( ﺃﺻﻠﻰ
)
Ashli artinya : asal (asal muasal, asal mula kejadian)
Terbagi menjadi 1, yaitu :
ü
Mad Thobi’i ( ﻃﺒﻴﻌﻰ
)
Hurufnya ada tiga, yaitu :
§
Alif mati sesudah fathah
§
Ya’ mati sesudah kasroh
§
Wau mati sesudah domah
Panjangnya : 1 alif = 2 harkat.
Cara bacanya dipanjangkan, satu
alif atau dua harkat.
·
Mad Far’i ( ﻓﺮﻋﻰ
)
Far’i artinya : bagian atau cabang
Terbagi menjadi beberapa yaitu :
ü
Mad Wajib Muttashil (ﻤﺗﺻلٌ واﺠبٌ
)
Wajib artinya : harus, Muttashil artinya : dalam satu kata.
Mad Wajib Muttashil adalah apabila ada huruf mad bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kata, maka harus panjang 5 (lima) harkat.
Wajib artinya : harus, Muttashil artinya : dalam satu kata.
Mad Wajib Muttashil adalah apabila ada huruf mad bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kata, maka harus panjang 5 (lima) harkat.
ü
Mad Jaiz
Munfashil ( ﺠاﺌﺯ ﻤﻨﻓﺻل )
Jaiz artinya : boleh, Munfashil artinya : di luar kata.
Mad Jaiz Munfashil adalah apabila ada huruf mad bertemu dengan huruf hamzah di lain (luar) kata, maka dibaca panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harkat.
Jaiz artinya : boleh, Munfashil artinya : di luar kata.
Mad Jaiz Munfashil adalah apabila ada huruf mad bertemu dengan huruf hamzah di lain (luar) kata, maka dibaca panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harkat.
ü
Mad Lain ( ﻠﻴﻥ
)
Lain artinya : lemas.
Hurufnya ada 2, yaitu :
a. Ya’ mati setelah fathah
b. Wau mati setelah fathah
Cara bacanya dipanjangkan 2 harkat tapi lemas.
Jika di akhir kalimat, maka dibacanya boleh 2, 4 atau 6 harkat.
Lain artinya : lemas.
Hurufnya ada 2, yaitu :
a. Ya’ mati setelah fathah
b. Wau mati setelah fathah
Cara bacanya dipanjangkan 2 harkat tapi lemas.
Jika di akhir kalimat, maka dibacanya boleh 2, 4 atau 6 harkat.
ü
Mad ‘Arid Lissukun ( ﻋاﺮﺾ ﻠﻠسّکوﻥ )
‘Arid artinya : barulah, Lissukun artinya : di matikan.
Mad ‘Arid Lissukun adalah apabila ada huruf mad bertemu dengan huruf hijaiyyah hidup pada akhir kalimat, maka cara bacanya dipanjangkan terlebih dahulu baru dimatikan
‘Arid artinya : barulah, Lissukun artinya : di matikan.
Mad ‘Arid Lissukun adalah apabila ada huruf mad bertemu dengan huruf hijaiyyah hidup pada akhir kalimat, maka cara bacanya dipanjangkan terlebih dahulu baru dimatikan
ü
Mad ‘Iwad ( عوادٌ )
‘Iwad artinya : membuang tanwin.
Mad ‘Iwad adalah apabila ada fathah tain ( -ً ) bertemu dengan huruf alif atau ya’ mati di akhir kalimat, maka cara bacanya dipanjangkan 2 harkat.
‘Iwad artinya : membuang tanwin.
Mad ‘Iwad adalah apabila ada fathah tain ( -ً ) bertemu dengan huruf alif atau ya’ mati di akhir kalimat, maka cara bacanya dipanjangkan 2 harkat.
ü
Mad Badal ( بدلٌ
)
Badal artinya : berdiri sendiri (sebagai pengganti huruf alif mati).
Mad Badal adalah apabila ada huruf hamzah ( أ ) bertemu huruf alif mati setelah fathah atau ya’ mati setelah kasroh, maka dibacanya panjang 2 harkat.
Badal artinya : berdiri sendiri (sebagai pengganti huruf alif mati).
Mad Badal adalah apabila ada huruf hamzah ( أ ) bertemu huruf alif mati setelah fathah atau ya’ mati setelah kasroh, maka dibacanya panjang 2 harkat.
34.
Waqaf:
·
Tanda mim ( مـ )
disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat sempurna.
Wakaf Lazim disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi setelah
kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya. Tanda mim
( م ), memiliki
kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, namun sangat jauh berbeda dengan
fungsi dan maksudnya;
·
tanda tho ( ﻁ )
adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti.
·
tanda jim ( ﺝ )
adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun
diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
·
tanda zha ( ﻇ )
bermaksud lebih baik tidak berhenti;
·
tanda sad ( ﺹ )
disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik
untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa
mengubah makna. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya,
dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad;
·
tanda sad-lam-ya' ( ﺻﻠﮯ ) merupakan singkatan dari "Al-washl
Awlaa" yang bermakna "wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih baik", maka
dari itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih baik;
·
tanda qaf ( ﻕ )
merupakan singkatan dari "Qiila alayhil waqf" yang bermakna
"telah dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya", maka dari
itu lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan;
·
tanda sad-lam ( ﺼﻞ ) merupakan singkatan dari "Qad
yuushalu" yang bermakna "kadang kala boleh diwasalkan", maka
dari itulebih baik berhenti walau kadang kala boleh diwasalkan;
·
tanda Qif ( ﻗﻴﻒ )
bermaksud berhenti! yakni lebih diutamakan untuk berhenti. Tanda
tersebut biasanya muncul pada kalimat yang biasanya pembaca akan meneruskannya
tanpa berhenti;
·
tanda sin ( س )
atau tanda Saktah ( ﺳﮑﺘﻪ )
menandakan berhenti seketika tanpa mengambil napas. Dengan kata lain,
pembaca haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan
bacaan;
·
tanda Waqfah ( ﻭﻗﻔﻪ ) bermaksud sama seperti waqaf saktah
( ﺳﮑﺘﻪ ), namun
harus berhenti lebih lama tanpa mengambil napas;
·
tanda Laa ( ﻻ )
bermaksud "Jangan berhenti!". Tanda ini muncul kadang-kala pada
penghujung mahupun pertengahan ayat. Jika ia muncul di pertengahan ayat, maka
tidak dibenarkan untuk berhenti dan jika berada di penghujung ayat, pembaca
tersebut boleh berhenti atau tidak;
·
tanda kaf ( ﻙ )
merupakan singkatan dari "Kadzaalik" yang bermakna
"serupa". Dengan kata lain, makna dari waqaf ini serupa dengan waqaf
yang sebelumnya muncul;
·
tanda bertitik tiga ( ... ...) yang disebut
sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta'anuq (Terikat). Waqaf ini akan muncul
sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya adalah harus berhenti
di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada tanda pertama,
tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya.
35.
SuratAt-tin dan artinya
·
Wattiini wazzaituun
ü
demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun
·
Watuurisiiniin
ü
dan demi bukit
Sinai
·
wahaadzal
baladil amiin
ü
dan demi kota
(Mekah) ini yang aman
·
laqod holaqnal insaana fii ahsani taqwiim
ü
Sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
·
tsumma rodadnaahu asfala saafiliin
ü
kemudian Kami
kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)
·
illalladziina amanu wa'amilussoolihaati falahum
ajrun ghoiru mamnuun
ü
kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada
putus-putusnya
·
famaa yukadzzibuka ba'du biddiin
ü
Maka Apakah yang
menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya
keterangan-keterangan) itu?
·
alaisalloohu bi ahkamil haakimiin.
ü Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?
36.
Kandungan surat attin
37.
Surat Al-Insyiroh
1.Alam Nasyroh Laka Shodrok
2.Wawadho’naa ‘Anka Wizrok
3.Alladzi Anqodho dhohrok
4.Warofa’naa Laka Dzikrok
5.Fa-inna Ma’al ‘Usri Yusro
6.Inna Ma’al ‘Usri Yusro
7.Fa-idza Faroghta Fanshob
8.Wa-ilaa Robbika Farghob
2.Wawadho’naa ‘Anka Wizrok
3.Alladzi Anqodho dhohrok
4.Warofa’naa Laka Dzikrok
5.Fa-inna Ma’al ‘Usri Yusro
6.Inna Ma’al ‘Usri Yusro
7.Fa-idza Faroghta Fanshob
8.Wa-ilaa Robbika Farghob
38.
Menentukan sikap terpuji dalam bekerja seperti
yang terkandung pada surat al insyiroh
39.
Sifat
wajib Allah
·
Wujud (ada)
·
Qidam (terdahulu)
·
Baqa (Kekal)
·
Mukhalafatuhu Lilhawadisi (Berbeda dengan makhluknya)
·
Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri)
·
Wahdaniyat
(esa)
·
Qudrat (kuasa)
·
Iradat (berkehendak
·
Ilmu (Mengetahui)
·
Hayat (hidup)
·
Samun (mendengar)
·
Basar (melihat)
·
Kalam (berbicara)
40.
Sifat Allah (mustahil)
·
‘Adamun
(Tiada )
·
Hudutsun (Baru)
·
Fanaun (Binasa)
·
Mumatsalatul Lil Hawadisi (Menyamai Dengan Makhluknya)
·
Qiyamuhu Bi Ghairihi (Berdiri-Nya Dengan Yang Lain)
·
Ta’addud (Berbilang-Bilang)
·
Ajzun (Lemah)
·
Karahah (Terpaksa)
·
Jahlun (Bodoh)
·
Mautun (Mati)
·
Summun (Tuli)
·
‘Umyun (Buta)
·
Bukmun (Bisu)
41.
Asmaul Husna
·
Al aziz (Maha Perkasa)
·
Al Wahab (Maha Pemberi)
·
Al Fattah (Maha Pembuka Hati/ Maha Pemberi
Keputusan)
·
Al Qayyum (Maha Mandiri)
·
Al Hadi (Maha member petunjuk)
·
Al Razaq (maha pemberi rezeki)
·
Al Adlu (Maha Adil)
·
Al Salam (Maha Pemberi Sejahtera)
·
Al Ghafar (Maha Pengampun)
·
Al Malik (Maha Merajai)
42.
Beriman kepada Malaikat
43.
Perilaku mencintai Al-Qur’an
44.
Beriman Kepada Rasul
45.
Sifat Wajib Rasul:
·
Sidiq
: berkata benar
·
Amanah : dapat dipercaya
·
Tabligh :
menyampaikan
·
Fathonah : cerdik,pandai
46.
Istilah Hari Kiamat:
·
Yaumul Barzah: waktu antara sesudah meninggal
nya seseorang sampai menunggu datangnya hari kiamat.
·
Yaumul Baats: Masa dibangkitkan
·
Yaumul Mahsyar: Berkumpulnya di Padang Mahsyar
·
Yaumul Hisab: Diperhitungkan
·
Yaumul Mizan: Ditimbang
47.
Kandungan ayat Al Qur’an berkaitan dengan hari akhir
48.
Dalil Naqli proses hari kiammat
49.
Ciri beriman kepada qadha dan qadhar
·
Mentaati perintah Allah swt dan menjauhi serta
meninggalkan segala larangan Allah swt
·
Berusaha dan bekerja secara maksimal
·
Tawakkal kepada Allah swt secara menyeluruh dan
berdoa
·
Mengisi kehidupan di dunia dengan hal-hal
positif untuk mencapai kebahagiaan hidup di akherat
·
memperhatikan dan merenungkan kekuasaan dan
kebesaran Allah swt
·
bersabar dalam menghadapi cobaan
50.
Contoh peristiwa qadha dan qadhar
0 komentar:
Posting Komentar